Asas Kewarganegaraan
Sesuai undang-undang No.12 tahun 2006
bahwa untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan melaksanakan amanat
Undang-Undang Dasar 1945 maka asas kewarganegaraan meliputi asas
kewarganegaraan umum atau universal yaitu asas ius sanguinis, ius soli,
dan campuran. Adapun asas yang dianut dalam UU No. 12 tahun2006 adalah
berikut ini.
Adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran. Bagi
negara indonesia penentuan yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang tersebut.
b. Asas Ius Sanguinis
Adalah penenuan kewarganegaraan
berdasarkan keturunan atau pertalian darah. Artinya penentuan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan kewarganegaraan orang tuanya,
bukan berdasarkan negara tempat tinggalnya.
Adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
Adalah asas menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini. Undang-undang ini pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan
(apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam
undang-undang ini merupakan suatu pengecualian. Namun ada suatu negara
dalam menentukan kewarganegaraannya hanya menggunakan asas ius soli atau
ius sanguinis saja, maka dapat mengakibatkan dua kemungkinan yang
terjadi yaitu bipatride dan apatride.
Bipatride (dwi kewarganegaraan) yaitu
kewarganegaraan rangkap/ganda. Dengan demikian mengakibatkan
ketidakpastian status orang yang bersangkutan dan kerumitan administrasi
tentang kewarganegaraan tersebut. Apatride (tanpa kewarganegaraan)
yaitu seseorang tanpa memiliki kewarganegaraan. Dengan demikian keadaan
apatride ini mengakibatkan seseorang tidak akan mendapat perlindungan
dari negara manapun juga. Contoh negara yang menerapkan asas ius soli
adalah Amerika Serikat, sedangkan yang menerapkan asas ius sanguinis
adalah Cina. Seorang warga negara Cina yang meahirkan anak di Amerika
Serikat, menurut asas yang dianut oleh masing-masing negara tersebut
memiliki dua kewarganegaraan yaitu warga negara Amerika Serikat dan
warga negara Cina. Sebaliknya warga negara Amerika Serikat yang
melahirkan seorang anak di Cina menurut asas tersebut tidak memiliki
kewarganegaraan (apatride).
Untuk mengatasi keslitan diatas diadakan
perundingan dengan negara lain untuk menentukan pewarganegaraan
seseorang terdapat 2 macam stetsel yaitu stetsel pasif dan aktif.
Stetsel pasif adalah semua penduduk diakui sebagai wargnegara kecuali ia
menolak menjadi warga negara atau hak repudiasi. Stetsel aktif adalah
untuk menjadi warga negara seseorang harus menggunakan hak opsi atau hak
untuk memilih menjadi warga negara.
0 komentar:
Posting Komentar